Jumat, 14 Oktober 2011

You don't know what could have happen but you do know what happened.

Mendengarkan. Aku mendapat banyak hal berharga dari itu. Bukan hanya mendapat informasi baru, tapi ketika kau mencoba mendengarkan masalah orang dengan sungguh-sungguh, akan menjadi lebih menghargai diri sendiri dan merasa bukan hanya aku lah satu-satu nya di dunia ini yang punya masalah. Beberapa orang yang merasa ia tertimpa masalah sangat berat dan bertubi-tubi biasanya menjadi sangat egois, ingin didahulukan, ingin di utamakan, ingin merasa bahwa "Dia lah seorang kakek/nenek di dalam bus". Dan seolah-olah lupa bahwa semua orang punya porsi masalah masing-masing namun dengan permasalah dan waktu yang berbeda. Namun mendengarkan masalah orang lain disaat kau juga sedang dalam masalah bukanlah ide yang buruk. Mendengarlah dan coba putar-putar semuanya, dan kau akan merasa lebih beruntung.
Sering ketika mendengarkan orang lain, ulu hati ini menelurkan kalimat "wah, ternyata masalahku bukan apa2, masalahku terlalu cemen di banding masalah mereka. Jadi untuk apa aku merasa tidak beruntung karna masalahku?" Atau mungkin "beruntunglah kau, aku malah lebih dari dari itu bla bla bla, tapi aku masih beruntung aku masih bisa bla bla bla.." Ya, positive thinking-lah dengan negative thing kuncinya.

Ketika melihat masalah orang lain, janganlah hanya membela orang yang paling dekat denganmu, kalau kau menganggap itu bentuk dari persahabatan\percintaan itu salah besar. Tempatkanlah dirimu sebagai orang ketiga. Mendengarkan dari segala sudut pandang, dan otak mu akan bekerja lebih cerah bila melihat masalah secara terang. Kadang seseorang harus rela berpura-pura menganggap orang terdekatnya benar tapi sebenarnya salah, namun merasa tidak enak atau takut mengecewakan. Itu hanya membuat orang terdekatmu menjadi semakin buruk. Apakah kau masih pantas disebut sebagai teman atau pacar kalau kau membiarkan mereka tetap buruk? Maka, buka pikiran mereka untuk berpikir kebalikan dari apa persepsi awal mereka. Bila ia tidak menghiraukanmu itu bukan urusanmu lagi, biarlah hati & otak mereka bekerja sendiri.
Maksimalkan semua indera dan kau akan merasa lebih hidup.

Kamis, 29 September 2011

mind mapmind map

Aku tidak mengizinkan diriku untuk menoleh sedikit pun pada bunyi detik per detik ketika kau terselimut dipikiranku.

Aku tidak ingin munafik, sulit mengeja kalimat pergi untuk kita

Aku merangkulmu dengan segala keegoisanku,

Aku membakar seluruh harapan sekitar selain dirimu terhadapku

Aku memejamkan pikiran untuk semut-semut malang

Mungkin amarah bukan lagi menjadi musuhku

Rabu, 25 Mei 2011

something stupid

Apakah ketika kau mencinta seseorang kau menuliskan namanya dengan spidol di layar televisi mu?
Mengoogle-kan nama lengkapnya?
Memasang fotonya sebagai wallpaper laptop mu?
menggoreskan namanya ketika pahamu penuh sabun?
Tersenyum bahkan sampai tertawa-tawa malu sambil menghentakan tungkai kaki ke kasur ketika membaca tulisannya?
Membayangkan bila dia menjadi suami mu?
Menuliskan namanya di tanganmu dengan spidol permanen?
Mencari-cari perhatiannya dengan menyinggung apa yang dia suka?
Menyukai lagu yang dia suka?
Berdoa mengenakan warna pakaian yang sama?
Berbicara dengan cermin, mengandaikan cermin itu dia?
Dengan sikap centil mendoa kan dia?

Iya, itu aku.