Selasa, 31 Desember 2013

Tulisan akhir tahun

Sepertinya bukan saya saja yang merasa kalau 2013 terasa cepat, beberapa hari yang lalu saya juga membaca kalimat bertema serupa pada beberapa akun social media yang saya ikuti. Apa memang kalimat itu memang kalimat wajib yang setiap ujung tahun diucapkan oleh orang-orang. Untuk saya tidak, tahun 2012 saya terasa lama, mungkin juga karena adanya Tugas Akhir yang berakhir dengan Toga Party. Tugas Akhir yang membuat hari makin hari terasa lama karena sering mengerjakan hal yang sama day by day (baca: revisi terus-terusan).
Tahun 2013 bukan tidak saya alami dengan biasa saja, mana bisa saya sebut Konser Sigur Ros dan Pendakian Gunung Pertama kejadian yang biasa saja. Membuka kembali ingatan tentang 2 kejadian tadi saja sudah menaikan 200% mood saya (hiperbola).
Tapi kenapa 2013 hanya terasa seperti 120 hari (satu bulan 10 hari) pergi kemana 245 hari yang lain?
Apa karena ditahun ini akhirnya saya berstatus Single setelah 7 tahun non-stop memiliki hubungan cinta dengan pria (sebelum 7 tahun, saya dilarang pacaran karena masih SMP). Sepertinya hal itu tidak terlalu berperan besar pada hidup saya, mungkin karena saya menikmati segala kesendirian saya.
Tiga tahun sebelum ini saya berada di Rooftop salah satu kostan di Bandung, kost teman semasa kecil pacar saya saat itu. Saya dan dia berbaring diatas genteng tanah liat memandang langit berbintang dan berkilat kembang api, sesekali beradu pandang. Sebelumnya kita menikmati dinner NYE di… salah satu Fast Food ditengah kota. Sederhana ya. Dua tahun sebelum ini saya bersama 2 orang teman lain melewati pergantian tahun di parkiran Senayan. Bukan, disana tidak ada acara special apapun. Kami berada di dalam mobil, mendengarkan radio untuk tahu apakah tahun sudah berganti atau tidak. Kita bersulang dengan bir cemen ketika quick count berhenti diangka satu (sebelumnya kita juga bersulang untuk quick count boongan dari penyiar radio, baru 5 menit sebelum. Gondok, karena sudah saling bilang permohonan untuk tahun depan. Padahal tahunnya belum berganti). Kenapa kita ada di parkiran mobil? Sebelumnya kita berminat NYE salah satu café (bukan Bar) di Kemang. Karena saat itu salah satu teman saya sedang ada masalah dengan pacarnya, jadilah 2 orang temannya termasuk saya kabur dari café itu, kemana-mana macet akhirnya ke parkiran, lalu jalan kaki ke salah satu Fast Food untuk makan, dan membeli bir. 2 tahun baru berturut-turut saya lalu di fast food yang sama, Mc D. Setahun kemarin, saya merayakan pergantian tahun di rumah pacar saya saat itu (berbeda dengan sebelumnya) yang ujung-ujungnya juga ke rooftop untuk melihat kembang api orang lain.
Dan tahun ini, untuk pertama kalinya saya lalui pergantian tahun sendirian. Tidak benar-benar sendirian juga sih, saya ditemani belasan orang yang saya tidak kenal di Coffee Shop tempat dimana saya mengetik saat ini. Sendirian karena pilihan, saya membatalkan opentrip tahun baruan di Pulau Seribu, menolak untuk diajak mencari keramain NYE di tengah kota, dan membatalkan pajama’s party di apartment teman saya yang juga sendirian saat tahun baru.  
Sekarang mari kita bicara soal resolusi. Pertama, sesuai apa yang Ibu inginkan pada saya ditahun depan: Untuk lebih meningkat iman, tidak gampang meninggalkan sholat. Sejujurkan ini resolusi langganan sejak saya masih mengenal dosa meninggalkan sholat. Mari sama-sama ucapkan “Amin” dalam hati untuk resolusi untuk saya dari Ibu ini. Thank you ;)
Kedua,..
Entah kenapa menciptakan resolusi selalu sulit untuk saya, hidup spontanitas sepertinya sudah mendarah daging, jadi sulit memikirkan mau-jadi-apa-kedepannya.

Ah sudahlah, selamat tahun baru! *raise the cup of coffee*