Jumat, 18 Mei 2012

Pertanyaan dan jawaban

Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban, untuk keduannya bertemu yang dibutuhkan cuma waktu. Bagaimana cara kita mengontrol waktu? Oke saya perbaiki pertanyaan itu menjadi: bisakah kita mengontrol waktu? Jawabannya tidak. Sekalipun mesin waktu benar-benar nyata bisa digunakan. 
Timbul lagi satu pertanyaan, bagaimana jika kita tidak sadar bahwa jawaban atas pertanyaan kita sudah ada? (baiklah dua pertanyaan, mmm.... beberapa pertanyaan) apa yang menjadi ukuran agar kita bisa tahu bahwa suatu jawaban benar-benar jawaban dari pertanyaan kita? Siapkah kita menerima jawaban dari suatu pertanyaan? kembali ke kalimat pertama "semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban, untuk keduannya bertemu yang dibutuhkan cuma waktu". Dengan kata lain, semua pertanyaan barusan belum bertemu dengan jawabannya saat ini. 

Berhentilah bertanya adalah jawaban untuk semua pertanyaan.


Kamis, 17 Mei 2012

Semoga Tuhan memaafkan wanita yang menulis tulisan ini.

Tiba-tiba saya merasa kasihan dengan Tuhan. Saya sering memanfaatkanNya. Masalah klasik namun berat: selalu alim ketika masalah datang namun sering melupakanNya ketika sibuk dengan urusan duniawi. Sekarang saya down, saya sholat dengan khusyuk, berdoa dengan tenang dan mengaji satu 'ain. 
Sebelumnya? sholat dimenit-menit terakhir, hanya melafalkan bacaan sholat dan ayat lewat mulut, tidak dengan hati dan pikiran. Pikiran saya selalu terbang tentang apa yang saya akan lakukan setelah sholat. Tidak lupa dengan gerakan yang cepat dan doa yang hanya saya anggap sebagai penyempurna sholat. Untuk mengaji pun tidak sempat saya pikirkan. Belum lagi dengan aurat yang belum kunjung ditutup atau ucapan-ucapan yang seharusnya tidak saya keluarkan.
Ya, terkutuklah saya. Terkutuk karena saya menyadari itu semua salah, namun masih melakukannya.
Entah bagaimana nanti timbangan pahala-dosa saya, surga atau neraka kah? Saya belum percaya diri memikirkan tentang surga. Tentu tidak ada yang abu-abu di alam sana. Surga dan neraka tidak seperti pria dan wanita yang bisa membias menjadi banci atau tomboy. Saya tidak siap untuk mati. Masih banyak yang harus saya revisi di dunia ini. Tapi pantaskah saya untuk berpikir bahwa 'saya belum siap mati'? tentu jawabannya tidak. Sepintar-pintarnya saya memanfaatkan Tuhan, saya tetap tidak bisa mengganggu gugat surat itu.

Anehnya, doa selalu bekerja, tidak pernah cuti, tidak pernah ingin meminta balasan. Berdoalah senista apapun kita, semua akan terjawab dengan cara dan waktu yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. 
Doa tidak pernah memilih siapa yang harus dikabulkan atau siapa yang harus diabaikan. 
Hidupkanlah doa di hidupmu.  

Senin, 14 Mei 2012

untuk semua yang terekam namun enggan di putar ulang

Dari segala hal yang saya ketahui, bungkam adalah pilihan favorit saya. Mengenyamnya untuk memperkuat rasa yang tidak dapat lagi terdefinisikan dengan bahasa makhluk hidup. Satu hal yang saya genggam sekarang, diri sendiri. Saya berjalan lurus tidak menoleh sederajat pun, tanpa mendapat clue apapun untuk  kejutan yang akan saya temui di ujung sana. 

Siang itu sehabis berburu barang di kudapan debu, saya dan dia berhenti di sebuah hutan di tengah kota di Bandung. Mereka menyebutnya taman olahraga, tapi saya tetap mengangap tempat itu adalah hutan (dan bukan untuk olahraga). Tempat yang saya sangat idam-idamkan setelah membaca beberapa buku (lebih tepatnya saya terobsesi dengan gunung). Saya berbaring di papan-papan yang menjadi tempat berinjak untuk mengelilingi hutan. Saya menyipitkan mata karena matahari berada tepat di atas saya, sempat saya bayangkan matahari mengajak saya berbicara karena posisi kami yang berhadapan. Berbaring di tengah hutan membuat saya merasa sedang berada di planet lain dengan ukuran kecil, dan ranting-ranting pohon adalah lapisan ozon yang sangat cantik. Setelah saya pastikan matahari tidak akan pernah bisa bicara, saya pun menutup mata. Tidak hitam yang saya lihat, tapi jingga. Begitu besar kekuatan cahaya matahari, dengan mata tertutup pun saya masih bisa melihat warna cahayanya. Saya mereganggangkan persendian dengan membentangkan tangan dan kaki sambil menghirup udara dalam-dalam, berharap dapat mencium aroma fotosintesis yang sedang berlangsung di sana.

Sang raja tata surya mulai membawa saya ber-monolog, Percakapan dengan diri sendiri yang sudah saya ulang di tiga tahun terakhir ini. Entah ada berapa banyak Tria Saraswati yang ikut dalam diskusi itu, mereka tetap sama, saling menyalahkan walau sadar bahwa mereka dalam jiwa yang sama. Seperti biasa, tidak ada keputusan yang dihasilkan. 

Saya keluar dari monolog itu, menajamkan kembali panca indra. Bentuk fisik bulat matahari kembali terlihat mengintip di balik ranting-ranting pohon. Nyanyian merdu serangga, yang saya tidak tahu persis apakah itu jangkrik, kumbang atau serangga yang seumur hidup saya belum pernah temui. Tersadarlah saya bahwa  kicauan burung memiliki kompetitior yang sangat harus diperhitungkan. 

Sekian menit saya melupakan keberadaan pria yang sedari tadi berada di pojok tempat saya berbaring. Saya menyimpan kembali kata-kata di dalam kantong semu. Kini permukaan kantong semakin menggembung dan terasa berat. Kantong itu lah yang menemani saya untuk terus berjalan lurus. 





Hutan.. maukah kau menikah denganku?


Selasa, 01 Mei 2012

candu Sigur Ros

Sekitar dua bulan lalu, seperti malam-malam tidak bisa tidur sebelumnya, saya pun menjalankan 'ibadah sunah' yaitu youtubing. Bosan melihat video pertandingan Juventus tahun 90an, akhirnya saya googling dengan keyword yang  polos yaitu: video klip kontroversial wajib tonton. Muncul lah satu situs yang menampilkan beberapa video klip salah satunya Sigur Ros - Viorar Vel Til Loftarasa (cerita sedikit, sebelum ngetik kata viorar di blog ini selama dua bulan ter-sigur ros-kan saya mengira viorar itu vidrar, saya merasa gagal dalam membaca, saya harus kembali menggunakan kaca mata. Sampai akhirnya saya googling lagi kata vidrar, dan ternyata juga ada yang nulis vidrar vel til loftarasa. oh man, saya merasa dipermainkan, yang benar viorar apa vidrar? saya sudah coba googling dan google translet (sepertinya google sudah pantas saya jadikan Tuhan) namun akhirnya saya tunda mencari lebih dalam, lebih baik menyelesaikan tulisan ini dulu, baru nanti saya cari tahu dan saya posting lagi). Oke balik ke cerita utama, sebelumnya saya sudah tahu tentang band ini, tapi tidak pernah sekalipun mendengarkan lagunya.

Akhirnya setelah buffering dan........... menganga lah saya mendengarkan lagu dan melihat video klip tersebut. Saya merasa ada di dunia lain (ini serius) mungkin juga karena faktor tengah malam yang sunyi, suasana hati yang tidak menentu. Tapi saya rasa ini juga karena Sigur Ros yang memiliki energi berbeda yang aneh dan sangat kuat dalam lagunya. Kelam, desperate, suram, mencekam dan berpotensi untuk memotivasi orang bunuh diri, dan entah kenapa saya suka lagu yang seperti ini. 

Di video klip Viorar Vel Til Loftarasa ini ceritanya tentang dua orang laki-laki usia 13-15 tahunan  yang saling mencintai, dan pada scene mereka berdua dalam satu pertandingan bola, saat salah satu dari mereka berhasil mencetak gol mereka berdua melakukan selebrasi ciuman di tengah lapangan di hadapan seluruh teman-teman, guru dan orang tua murid. Ciuman yang.......sangat syahdu dan dari hati bukan porno dan menjijikan (menurut saya yang bukan laki-laki). Effect slow motion yang mempertegas ekspresi damai kedua pemuda itu berciuman, seorang bapak yang marah, dan ekspresi jijik oleh teman-teman sekolahnya membuat saya makin penasaran siapa orang di balik pembuatan video klip super keren ini. Video klip ini sangat Jonsi  sekali, karena kabarnya dia adalah seorang gay. 

Dan saya pun jatuh cinta pada lagu pertama dengan Sigur Ros (dan si jenius Jonsi). 

Saya mencari tahu video-video yang lain, dan tetap saja unsur keren nya gak luntur-luntur. Di video klip Svefn G Englar lebih tepatnya ketika Jonsi menyenandungkan "ciyuhuuuuuu" di menit ke 3.09 terlihat sepasang penderita autism sedang berpelukan, keduanya memejamkan mata dan menggoyangkan badan ke kanan dan ke kiri di hamparan rumput hijau yang luas, tidak lupa dengan effect slow motion. 

Dan masih banyak video klip cerdas lainnya. Berhubungan lirik mereka menggunakan bahasa Islandia yang melihat huruf-hurufnya saya tidak mengerti bagaimana cara melafalkannya dengan benar, saya hanya terhipnotis dengan alunan suara, musik dan visual yang diberikan tanpa tahu makna lagunya (beberapa lagu saya tahu berkat google translet). 

Aliran musik Sigur Ros adalah post-rock, yang memakai instrumen rock tapi bukan untuk lagu rock, biasanya struktur musiknya dari lemah ke keras kayak ada klimaksnya, tidak ada reff/chorus, lebih jelasnya  post-rock adalah quiet-hard-silent-noise-hard-quiet dan durasi waktu yang lama. 

Menurut saya (edisi sotoy) dua ciri-ciri utama band yang cerdas itu adalah pertama ketika kita mendengar nama bandnya, hal yang pertama kali terbayang di benak kita adalah lagunya bukan muka-muka anak bandnya. Kedua ketika mendengarkan lagunya kita hanya diam, memfokuskan indera pendengaran dan menumpulkan penglihatan, tidak ada niat untuk ikut bernyanyi mengikuti lagu, dan Sigur Ros mendapati urutan paling atas untuk daftar band cerdas menurut catatan saya (padahal baru kenal dua bulan loh)


PS: ternyata bukan viorar vel til loftarasa atau vidrar vel til loftarasa, yang benar adalah Viðrar Vel Til Loftárása