Kamis, 17 Mei 2012

Semoga Tuhan memaafkan wanita yang menulis tulisan ini.

Tiba-tiba saya merasa kasihan dengan Tuhan. Saya sering memanfaatkanNya. Masalah klasik namun berat: selalu alim ketika masalah datang namun sering melupakanNya ketika sibuk dengan urusan duniawi. Sekarang saya down, saya sholat dengan khusyuk, berdoa dengan tenang dan mengaji satu 'ain. 
Sebelumnya? sholat dimenit-menit terakhir, hanya melafalkan bacaan sholat dan ayat lewat mulut, tidak dengan hati dan pikiran. Pikiran saya selalu terbang tentang apa yang saya akan lakukan setelah sholat. Tidak lupa dengan gerakan yang cepat dan doa yang hanya saya anggap sebagai penyempurna sholat. Untuk mengaji pun tidak sempat saya pikirkan. Belum lagi dengan aurat yang belum kunjung ditutup atau ucapan-ucapan yang seharusnya tidak saya keluarkan.
Ya, terkutuklah saya. Terkutuk karena saya menyadari itu semua salah, namun masih melakukannya.
Entah bagaimana nanti timbangan pahala-dosa saya, surga atau neraka kah? Saya belum percaya diri memikirkan tentang surga. Tentu tidak ada yang abu-abu di alam sana. Surga dan neraka tidak seperti pria dan wanita yang bisa membias menjadi banci atau tomboy. Saya tidak siap untuk mati. Masih banyak yang harus saya revisi di dunia ini. Tapi pantaskah saya untuk berpikir bahwa 'saya belum siap mati'? tentu jawabannya tidak. Sepintar-pintarnya saya memanfaatkan Tuhan, saya tetap tidak bisa mengganggu gugat surat itu.

Anehnya, doa selalu bekerja, tidak pernah cuti, tidak pernah ingin meminta balasan. Berdoalah senista apapun kita, semua akan terjawab dengan cara dan waktu yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. 
Doa tidak pernah memilih siapa yang harus dikabulkan atau siapa yang harus diabaikan. 
Hidupkanlah doa di hidupmu.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave your comment..