Jumat, 09 Agustus 2013

Catatan Anak Lintas Sumatra Kemarin Sore


Lintas Sumatra

Sebagian jalanannya tidak halus, kasar namun tak berlubang. Seperti jalanan yang dulunya retak, lalu diperbaiki seadanya. Tidak apa, setidaknya ini menghasilkan getar-getar anti-tidur.

Penerangan hanya bisa didapat dari kiri-kanan rumah yang berpenghuni. Lampu jalan? atau setidaknya ada benda yang glow in the dark, Sejauh ini saya tidak melihatnya, bila ketemu hutan yaaaa berarti gelap. Apa dipulau Jawa juga seperti ini? #seriusnanya

Setidaknya sepanjang saya terjaga, belum ada kecelakaan.

Rata-rata bus berkecepatan 110-120km/jam. Jadi, jumlah kami disalip oleh bus berbanding lurus dengan saya yang menahan nafas sambil berdoa dan ketakutan.

Kabut

03.53am

Antah berantah (enggan bertanya dengan Ayah)
Kami menemukan City Light lengkap dengan langit bergradasi biru. Melihat kota Padang dari ketinggian. Walau jalanan rusak dan sama sekali tidak ada penerangan selain dari mobil kami sendiri. Menikmati keindahan dengan kecemasan, itulah yang saya rasakan saat ini.

Dimanakah Harimau Sumatra berada?

Selasa, 06 Agustus 2013

Starry Night




Bukan playlist, game, nugget + sosis, atau tempat duduk yang nyaman. Tapi mega yang bertabur bintang. Lebih indah 1000 kali lipat dari lukisan Vincent Van Gogh "Starry Night".
Bintang-bintang ini tak perlu membayar sakit leher yang saya derita akibat terlalu lama mendongak. Tetaplah bermain di atas sana. Bermainlah seakaan  pagi tak akan pernah datang.

Tak akan pernah tega benak ini berkata "basi" ketika bintang-bintang memamerkan diri untuk saya elu-elukan.

Perjalanan menuju kota sebelah dengan jarak tempuh yang tergolong jauh ini terasa singkat karenanya.

Salam indah :)