Senin, 25 Maret 2013

Chapter 1

Semenjak klub Yoga yang saya ikuti berpindah lokasi, akhir pekan selalu saya habiskan bersama Billy, anjing ras Boxer yang sudah menemani 2 tahun terakhir. Kali ini tidak ada jadwal menemani Asoka berkencan dengan tunangannya. Mereka tengah menikmati liburan di Pulau Mandalika, saya tidak ingin menyiksa diri saya dengan mendengar rayuan gombal berakhir dengan desahan pelan karya mereka, seperti di Bali akhir tahun lalu.

Hari ini saya mencoba memasak resep baru Jambalaya, tidak ada papan nilai dari Asoka, juri untuk setiap masakan saya. Saya hanya mengirimkan foto dan sampai detik ini belum mendapat balasan dari Asoka.

***

Seusai meeting, saya memenuhi janji untuk menemui Asoka di kantornya yang tidak jauh dari Cafe tempat saya menjamu klien. Hari ini hari Senin, artinya saya akan menemui Asoka menggunakan pakaian berwarna merah, perempuan ini selalu menjadwal warna pakaian yang ia gunakan setiap harinya. 

"DEVDAN!!" sapa Asoka dari pojok kantin kantornya. Saya menghampiri sembari menebak-nebak cerita apa lagi yang akan saya dengar sore ini.
"Why you look so fierce, Dan?"
"It's my stoning face, klien tidak puas dengan kampanye yang tim ku usulkan. Artinya aku harus memulai dari awal lagi"
"Kamu tahu, sudah saatnya kamu mencari pasangan. Perempuan mungkin tidak bisa membantu urusan pekerjaanmu, tapi dia akan memberi energi positif biar muka kamu gak kusut lagi seperti ini"
"Buat apa? aku tinggal berjalan ke kamar sebelah dan kamu akan "menyetrika" muka ku yang kusut"
"Huh susah bener ya kasih tahu Pria ganteng berumur 28 tahun, sang Owner Agency PR yang notabene selalu dikelilingi PR-PR cantik satu ini, bendera putih deh. Well... Jambalaya-mu terlihat enak, masih ada buatku?"
"You must blame your rival, Billy menghabiskannya langsung dari Hot Plate dan sekarang lidahnya terbakar"
"Hahaha dasar anjing rakus! Aku mau cerita tentang The Blue Mandalika..."
"ya, aku sudah mempersiapkan diri untuk iri mendengarkan cerita dari pulau itu"
"Noo.. no, The Blue Asoka Saraswati in Mandalika, i mean. Mandalika memang indah, biru. Tapi i was blueing in there, Dan......"

Asoka menceritakan tentang pertengkarannya dengan tunangannya selama di Mandalika. Entah sudah berapa puluh kali Asoka menangisi masalah yang sama, Benny yang sudah ia pacari selama 11 tahun bukan pria baik-baik, dia pria yang gampang cinta lokasi dan Asoka salah satu korbannya. Sayangnya Asoka selalu luluh setiap kali Benny memintanya untuk kembali ke pelukannya. Dan saya pun sudah menyerah meyakinkan Asoka bahwa ia bisa menjalani hari-hari tanpa Benny. Asoka terhisap nyaman dalam lingkaran. 

"Sudah jam 5 sore Dan, kamu gak melakukan tradisimu, Menjemput Senja, Dan?"
***

Menjemput Senja, Asoka memberikan nama itu untuk saya yang selalu mendewakan indahnya senja dari jalan tol. Bila tidak ada keperluan yang urgent, saya selalu pulang tepat jam 5 sore. Tepat jam 5.35 saya akan melihat pertunjukan alam yang paling indah, bahkan kata indah terdengar tidak selaras untuk ini.

Bisakah kita menemukan mesin pelambat malam, aku masih ingin mencumbu sukma merah ini
***